MUARABUNGO – Ratusan karyawan PT Karya Bungo Pantai Ceria Group (KBPC) yang beroperasi di Dusun Rantau Pandan, Kecamatan Rantau Pandan, Kabupaten Bungo, Jum’at (29/12) tidak bisa bekerja.
Pasalnya, jalan hauling batu bara milik PT KBPC Group ditutup oleh Marwan Saputra SH mengatasnamakan PT MBT (Marga Bara Tambang) beralasan ingin menambang di IUP PT MBT, sementara PT MBT sendiri tidak mempunyai lahan dan tidak mempunyai jalan hauling sendiri. Akibat dari penutupan akses jalan perusahaan menimbulkan kericuhan, diduga ada oknum TNI-AU yang berpakaian bebas ikut membekingi.
Hal itu diungkapkan oleh Dirut PT KBPC Group H Jimmy Samsuddin Ibrahim (JSI). Pihaknya merasa terganggu dengan penutupan akses jalan tersebut. Apalagi membawa nama masyarakat setempat yang tak ada sangkut paut dengan perusahaan.
“Masyarakat sudah di adu domba dengan kami. Padahal sudah jelas perkara jalan hauling tersebut secara hukum dinyatakan milik PT KBPC Group. Apalagi bawa oknum TNI-AU dari Pekanbaru untuk menakut-nakuti pihak pekerja kami,” jelas Jimmy.
Penutupan akses jalan hauling yang dilakukan oleh Marwan Cs membuat perusahaan tidak bisa beroperasi dan seluruh karyawan menganggur.
“Ratusan karyawan ini yang tidak bekerja ini merupakan putra-putri Kabupaten Bungo yang merupakan masyarakat di sepanjang Batang Bungo ini. Mereka punya tanggungjawab kepada anak dan isteri sebagai kepala keluarga,” ungkap Jimmy.
Seperti yang dikatakan Zuhri, dirinya sudah 8 (Delapan) tahun bekerja di tambang KBPC Group tidak pernah masalah. Tiba-tiba saja ada penutupan akses jalan oleh keluarga H Bakar.
“Kami tidak bisa bekerja hari ini (Jum’at, red) karena jalan hauling lah diportal. Kami nak menuntut ke perusahaan untuk menyelesaikan, agar ada ketenangan dalam bekerja,” tegasnya.
Dirinya bersama pekerja lainnya meminta agar pihak kepolisian segera turun membuka portal.
“Pak polisi kami minta buka portal, kami nak kerja. Itu saja pak, kalau hanya membuat rusuh tangkap aja pak,” katanya, lagi.
Ia pun mempercayakan masalah ini kepada pihak kepolisian agar segera dicari jalan tengahnya. Sehingga aktivitas pekerjaan bisa kembali beroperasi dan seluruh karyawan bisa mencari nafkah untuk keluarga.
“Kami percaya sama polisi. Dimana polri adalah penegak hukum di poros tengah,” tutupnya. (tim)
Komentar