BILA kerinduan akan Baitullah tak lagi terbendung, bila lantunan talbiyah terus mengiang di telinga, maka lepaskanlah semua kesibukkan, dan berlarilah menuju ka’bah. Namun, bila engkau tak sanggup berlari, maka berjalanlah. Bila berjalanpun terasa berat, maka merangkaklah. Jangan hanya diam. Karena jarak itu tak akan mengecil kecuali engkau melangkah mendekatinya.
Hal itulah, bagi Maidani memilih untuk kembali melakukan ibadah ke Tanah Suci untuk umroh.
“Setiap orang yang pernah melakukan ibadah umroh atau haji pasti akan selalu rindu kembali ke Baitullah. Semua manusia pasti kalau ingin balik lagi umroh jawabannya rindu. Bukan karena gengsi atau apa, tapi rindu, rindu Baitullah, rindu rumah Allah, rindu makam Rasulullah,” jawab Maidani.
Umroh memang disunnahkan menurut ajaran islam, dan bagi yang mampu itu bisa melakukan ibadah haji. Saat ini, antrean untuk menjalankan ibadah haji cukup panjang bahkan bisa belasan tahun untuk menunggu.
Menurut Maidani, untuk mengobati rasa rindu dan keinginan melihat rumah Allah, umroh dirasanya jadi jalan yang tepat.
“Rindu Baitullah itu masya Allah. Jadi memang itu panggilan-panggilan yang menggerakan hati kita. Makannya banyak orang berusaha nabung, kalau orang punya keinginan keliling dunia. Saya nggak. Kalau bisa tiap tahun pengen umroh,” harapnya.
Maidani berangkat umroh ini kedua kalinya, ia menginjakkan kaki ke Tanah Suci. Ada ketenangan hati dalam suasana kehidupan yang berbeda-beda dirasakan Maidani.
“Alhamdulillah, kali ini bisa berangkat lagi umroh bersama ayah dan ibu serta keluarga besar. Memang setelah pulang umroh sebelumnya, jadi pengen kembali ke Baitullah. Mudah-mudahan dimudahkan rezeki sehingha tiap tahun bisa ke Tanah Suci,” tutup Maidani mengakhiri pembicaraan. (iki)
Komentar