SAROLANGUN – Pasien bernama Kartilawati (56) warga Kecamatan Singkut, Sarolangun, harus mendapat tanggapan kasar dari salah satu perawat RSUD Sarolangun. Insiden ini terjadi saat pihak keluarga pasien meminta perawat memasangkan kateter urine.
“Kami minta pasangin kateter ke perawat depan, kareno mak dak nyaman pakai pamper. Nah dijawablah dengan nada berang oleh perawat kenapo dak mintak dari atas tadi,” ungkap Devi (40) anak pasien, Selasa (8/3/2022).
Baca Juga: Cek Endra Buka Forum Gabungan Perangkat Daerah Tahun 2022
Baca Juga: Bappeda Sarolangun Gelar Forum Gabungan Perangkat Daerah
Kata Devi, pihak RSUD sempat menuduh keluarga pasien meminta pelayanan dengan cara marah-marah. Namun keluarga pasien membantah dan mengatakan justru pihak RSUD yang dianggap memutar-balikkan fakta pada insiden keributan tersebut.
“Saya sempat videokan peristiwanya bang dan dikirim ke group fb Fordisa. Dalam video itu akan nampak, justru kami yang dianggap salah, kami juga dimarah-marah oleh dokternya dan beberapa orang security RSUD,” paparnya.
Menurut Devi, kejadian bermula saat keluarga pasien datang menemui perawat di meja pelayanan Zaal Penyakit Dalam. Keperluan keluarga pasien terhadap perawat ini yakni meminta kateter dari pihak RSUD.
Tak berselang lama lanjutnya, rombongan petugas di IGD datang marah-marah ke ruangan pasien.
“Perawat itu nelpon melapor ke atas. Laporan itu katanya kami datang marah-marah. Biar masyarakat tahu RSUD ini cacat pelayanan, bukan cuma saya semua orang sudah tahu,” ujarnya.
“Kami nak berobat nih nak sembuh, mak sayo malam itu jugo sayo rujuk ke RS LGM. Yang mano salah dan benar nanti, itu saat kejadian dilihat kamera cctv, kalau emang iyo cctv RSUD aktif biso ceklah di sano nanti,” timpalnya.
Terpisah Direktur RSUD Prof DR. H.M.Chatib Quzwain Sarolangun, dr. Bambang Hermanto, belum berhasil dikonfirmasi. Bahkan dihubungi via telepon seluler dan whatsapp belum juga diresponnya. (pks)
Komentar