Penderita Stunting di Sarolangun Menurun

Sarolangun110 Dilihat

SAROLANGUN – Jumlah anak penderita stunting di Kabupaten Sarolangun telah mengalami penurunan cukup baik di tahun 2021. Ini berdasarkan catatan dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sarolangun yakni angka stunting tahun 2020 jumlahnya 12,27 persen, sedangkan di tahun 2021 angka stunting menurun menjadi 7,03 persen.

“2020 jumlah stunting yang dialami balita sebanyak 1.861 orang yang diukur dari 15.166 balita atau 12,27 persen. Kini di tahun 2021 persentasenya menurun menjadi 7,03 persen, menurun dibandingkan dengan kasus stunting tahun lalu,” ungkap Kabid Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Sarolangun, Rosalinda, Jumat (14/1/22).

Dikatakan Rosalinda, pihaknya belum mengaudit angka pengidap stunting baru di tahun 2022. Ini lantaran gejala stunting sendiri dapat diperhatikan satu kali dalam setahun.

“Per hari ini belum kita hitung pengurangan atau penambahan angka kasus stunting di tahun ini, kaarena ngukur tinggi badan balita di Dinkes itu setiap tahunnya dilakukan pada setiap bulan februari,” ujarnya.

Menurutnya, gejala awal penderita stunting ini banyak ditemukan pada anak balita umur nol hingga dua tahun. Ciri-ciri yang dapat diperhatikan yakni tidak seimbangnya berat dan tinggi badan pada balita.

Namun pihaknya mengaku penderita stunting sendiri tidak dapat diperbaiki oleh pengobatan medis kesehatan jika umur balita tersebut telah di atas dua tahun.

“Kalau program pengobatan sendiri sih dari Dinkes belum ada. Tapi untuk pencegahan setiap puskesmas yang ada terus kita sosialisasikan melalui bidan desa masing-masing,” katanya.

“Salah satunya menyarankan agar ibu hamil mengonsumsi makanan sehat saat mengandung, sehingga ASI-nya nanti baik untuk gizi bayi,” tandasnya. (dil)

Komentar