Stabilkan Inflasi Pulihkan Ekonomi

Oleh : Fatmawati, SE

INFLASI merupakan suatu fenomena ekonomi yang sangat menarik untuk di bahas, karena dampaknya dalam perekonomian sangat luas. Istilah inflasi merupakan suatu kondisi penurunan nilai mata uang yang ditandai dengan meningkatnya harga rata-rata barang secara keseluruhan dan terus menerus, apabila kenaikan harga barang atau jasa hanya meliputi dua atau tiga jenis barang, kondisi tersebut belum dapat dikatakan sebagai inflasi.

Secara umum tingginya tingkat inflasi dapat menyebabkan daya saing produk ekspor berkurang dan dapat menimbulkan defisit dalam transaksi berjalan yang dapat meningkatkan hutang luar negri.

Inflasi yang tinggi dapat memperburuk distribusi pendapatan, mendorong terjadinya pelarian modal ke luar negri dan dapat menyebkan kenaikan tingkat bunga nominal sehingga dapat mengganggu tingkat investasi yang dibutuhkan untuk memacu pertumbuhan ekonomi. Tingkat inflasi dapat di jadikan sebagai tolak ukur sejauh mana terpuruk nya perekonomian yang sedang di hadapi.

Inflasi bisa disebabkan oleh beberapa hal, diantaranya kenaikan jumlah uang yang beredar, adanya ketidak stabilan politik dan ekonomi, meningkat nya biaya produksi dalam jangka waktu tertentu dan terus menerus, perkiraan masyarakat atas masa depan serta struktur ekonomi yang kaku. Salah satu contoh masalah inflasi yang pernahkita hadapi adalah kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berdampak naiknya harga barang barang lainnya secara keseluruhan akan sangat rentan terhadap kenaikan harga pangan dan energi. Di negara kita sendiri angka inflasi pernah mencapai tingkat 78,2 persen di bulan agustus tahun 1998 yang mengguncang hebat perekonomian dengan istilah krisis moneter karena anjloknya kurs rupiah terhadap Dollar AS hingga 254 persen menembus level 16.000 rupiah, ekonomi suatu negara dikatakan sehat apabila tingkat inflasinya berada pada level 1-3 persen.

Disamping tingkat inflasi yang tinggi, tingkat inflasi yang terlalu rendah pun berpengaruh buruk terhadap perekonomian. Hal ini dapat di pengaruhi oleh beberapa hal salah satunya yang kita hadapi saat ini yaitu pandemi covid19 yang melanda sejak awal tahun 2020 yang telah menyebabkan berbagai perubahan pada tatanan ekonomi indonesia termasuk di kota jambi dan kota muara bungo salah satunya penurunan daya beli masyarakat yang sangat drastis yang berujung pada pelemahan inflasi, berkurangnya permintaan masyarakat atas barang dan jasa.

Inflasi adalah kondisi yang tidak dapat di hindari namun sangat penting untuk di jaga agar tetap dalam kondisi yang stabil sebagai syarat bagi pertumbuhan ekonomi yang positif, menjaga kestabilan perekonomian melalui pengendalian inflasi sangat penting dilakukan karena jika kondisi inflasi yang tidak stabil menyebabkan masyarakat kesulitan dalam mengambil keputusan konsumsi, investasi dan produksi yang berimplikasi pada pertumbuhan ekonomi yang negatif.

Istilah inflasi ada tiga macam yaitu inflasi bulanan, inflasi tahun kalender dan inflasi tahun ke tahun

Bersumber dari Badan Pusat Statistik secara nasional pada bulan November terjadi inflasi sebesar 0,37 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 107,05. Tingkat inflasi tahun kalender (Januari – November) 2021 sebesar 1,30 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2021 terhadap November 2020) sebesar 1,75 persen atau terjadi kenaikan sebesar 1,66 persen dari bulan Oktober . Kota Jambi pada bulan November mengalami inflasi sebesar 0,49 persen dengan indeks harga konsumen sebesar 107,48 persen, laju inflasi tahun kalender 1,18 persen dan laju inflasi year on year 1,91 persen sedangkan untuk kota muara bungo mengalami inflasi sebesar 0,6 persen, inflasi tahun kalender 1,2 persen dan inflasi tahun ke tahun sebesar 1,77 persen.

Inflasi Kota Jambi pada bulan November terjadi karena ada nya kenaikan harga yang di tunjukkan oleh naiknya indeks pada enam kelompok pengeluaran yaitu elompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,16 persen. Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,38 persen. Kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,34 persen. Kelompok transportasi sebesar 0,15 persen. Kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,53 persen.

Inflasi kota Muara Bungo terjadi karena adanya kenaikan indeks pada empat kelompok pengeluaran barang dan jasa yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,74 persen. Kelompok perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,13 persen; Kelompok informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,04 persen serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,73 persen.

Komoditas utama yang yang memberikan andil terhadap terjadi nya inflasi kota ambi antara lain: cabai merah, minyak goreng, udang basah, ikan gabus, kangkung, emas perhiasan, tukang bukan mandor, cabe hijau, semen dan pipa. Sedangkan kota Muara Bungo komoditas utama yang memberikan andil terhadap inflasi adalah cabai merah, minyak goreng ,kopi bubuk, emas perhiasan, telur ayam ras, ikan tongkol/ikan ambu ambu, shampoo, rokok kretek filter, daging ayam ras dan semen.

Pemerintah akan melakukan berbagai upaya dalam menjaga stabilitas inflasi agar terhindar dari resesi yang lebih buruk di masa yang akan datang dengan bekerja sama dengan pihak swasta, masyarkat dan lainnya yang terkait melalui kabijakan fiskal dengan cara menghemat pengeluaran pemerintah dan moneter dengan cara peningkatan suku bunga, mengatur peredaran uang dan operasi pasar terbua, meningkatkan hasil produksi, mempermudah masuk nya barang impor, menstabilkan pendapatan masyarakat (tingkat upah), menetapkan harga maksimum serta melakukan pengawasan dan distribusi barang.(***)

Komentar