NAMA Nazia Ibrahim mungkin tak begitu asing di telinga sejumlah orang, apalagi di sejumlah komunitas sosial di Kabupaten Bungo, Provinsi Jambi.
Ibu Tiga anak ini, dikenal sebagai pendiri Yayasan Bangun Kecerdasan Bangsa (YBKB) Provinsi Jambi. Selain itu, Nazia menjadi sosok visioner YBKB untuk mengembangkan yayasan sosial ini di Pulau Sumatera.
Awalnya, Nazia Ibrahim terinspirasi dari anaknya sehingga mengabdikan diri pada yayasan sosial. Melalui yayasan sosial YBKB ini, ia dapat membantu masyarakat.
“Anak jadi inspirasi saya bangun yayasan sosial. Karena waktu saya melahirkan anak kedua, saya terbentur biaya untuk meminta bantuan itu sangat susah. Terbesit dalam hati saya, bagaimana jika ada masyarakat kita (Bungo, red) khususnya ketika perlu bantuan. Saya sangat prihatin. Apa yang saya lakukan, suami dan anak sangat mendukung apalagi pihak keluarga besar,” ceritanya.
YBKB Provinsi Jambi yang berkantor pusat di Kabupaten Bungo ini sudah berdiri sejak 1 (Satu) tahun silam. Berdirinya YBKB di Jambi, merupakan satu-satunya sentral dari pergerakan YBKB untuk wilayah Sumatera.
“Iya, YBKB Provinsi Jambi ini merupakan satu-satunya penggerak untuk perkembangan YBKB di Pulau Sumatera. Untuk itu, kami sangat bangga menjadi bagian dari penggerak yayasan ini,” kata Nazia, sapaan akrab ibu Tiga anak ini.
Sedikit Nazia bercerita, YBKB merupakan salah satu dari sekian banyak yayasan sosial di Tanah Air yang memiliki sistem administrasi bagus dan rapi. Bahkan, Nazia sangat bersyukur menjadi bagian YBKB karena ada kepuasan batin dalam menolong sesama. Khususnya kehadiran YBKB di Kabupaten Bungo sudah banyak membantu masyarakat kurang mampu.
“Di YBKB kami hanya menyalurkan bantuan sesuai dengan usulan yang kami ajukan ke Jakarta. Setahun berdiri setidaknya sudah 2 ribu lebih masyarakat yang tertolong. Itu dengan dana dari Pusat, kami tidak pernah mencari dana dari Pemprov atau Pemkab. Karena dana yang dikelola YBKB merupakan dana CSR dari perusahaan besar di Tanah Air,” tandasnya.
Lebih jauh Nazia berkisah, YBKB tidak hanya mengakomodir keluarga tidak mampu tapi semua persoalan sosial masyarakat menjadi prioritasnya. Dari memberikan pendidikan yang layak bagi anak yatim dan piatu, membantu masyarakat tertimpa bencana, maupun melakukan pendampingan terhadap masyarakat kurang mampu.
Kata Nazia, banyak orang kaya maupun pejabat berpengaruh tapi belum tentu memiliki jiwa sosial. Karena berjiwa sosial berarti mampu melakukan hal yang sekiranya dapat bermanfaat bagi orang, termasuk dengan saling menolong dalam kebaikan dan simpati terhadap sesama.
Jiwa sosial sangat banyak manfaatnya selain untuk membantu dan mengenal saudara kita, jiwa sosial juga untuk kebaikan diri kita sendiri. Sebagai umat muslim wajib untuk membantu sesama tanpa ada rasa meminta imbalan sedikit pun, kita harus ikhlas.
Sebelum terjun di dunia sosial, Nazia pernah merasakan bagaimana susahnya mencari dana ketika keluarga lagi sakit. Saat itu, ia membutuhkan dana cepat untuk berobat.
Setelah masa itu berlalu, Nazia timbul niatan jika anaknya sembuh dia bakal menolong orang yang membutuhkan bagaimana pun caranya.
“Saya ingin mengabdikan diri untuk membatu orang yang memerlukan bantuan. Itu sudah jadi niat saya. Karena saya yakin, ketika kita bantu orang, Allah SWT akan bantu kita,” tutupnya. (iki)
Komentar