MUARABUNGO – Namanya Qhodriansyah. Pria kelahiran Dusun Tanah Periuk, Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas, Kabupaten Bungo ini, memang gemar dan aktif mengumpulkan minyak jelantah atau minyak goreng bekas pakai.
Ide mengumpulkan minyak jelantah ini awalnya muncul dari kepeduliannya terhadap lingkungan sekitar, khususnya di Bumi Langkah Serentak Limbai Seayun.
Sepengetahuannya, penggunaan minyak goreng idealnya hanya sekali pemakaian. Bila digunakan berkali-kali, minyak goreng akan menghasilkan racun yang berbahaya bagi tubuh.
“Ada beberapa ancaman kesehatan yang mengintai akibat mengkonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak yang sudah dipakai atau yang biasa disebut minyak jelantah. konsumsi minyak jelantah akan meningkatkan risiko terkena diabetes, serangan jantung, stroke dan penyakit degeneratif lainnya,” paparnya.
Dia berpesan agar pelaku usaha khususnya usaha kuliner, agar jangan sembarangan membuang minyak jelantah. Seperti membuang minyak jelantah ke selokan atau ke sungai.
“Apalagi ke sungai. Sebab akan membahayakan makhluk hidup seperti ikan yang akan kita konsumsi dan olah lagi menjadi makanan. Juga jangan dibuang ke tanah karena akan mengakibatkan kualitas tanah menurun,” ujar pemuda kelahiran 7 November 1996 ini.
“Dan yang lebih menarik lagi, kami juga bersedia menukarkan minyak goreng bekas dengan rupiah untuk diolah lagi menjadi energi terbaharukan. Silakan hubungi kami di nomor ponsel atau Whatsapp 081273222078,” tuntasnya. (skm)
Komentar