Sejak Kecil, Mayang Bercita-cita Jadi Guru

DITA Mayang Sari, putri kelahiran Gunung Liwat 10 Mei 2000, dengan panggil akrab Mayang ini memiliki hobi membaca novel, travelling dan memancing. Baginya, hobi memancing bukan di kalangan laki-laki saja tapi malah ia menemukan ketenangan.

Mayang anak kedua dari dua bersaudara ini selain memiliki hobinya unik, ia juga mempunyai bakat menari. Sejak kecil, Mayang sudah pandai menari bahkan sudah bergabung di sanggar tari didaerahnya.

Berkat bakatnya, Mayang bersama tim sanggarnya sering diminta untuk mengisi acara penting di pemerintahan, pestapernikahan, dan pihak perusahaan.

“Iya cukuplah buat uang saku dan jajan dari honor tari,” ungkap Mayang.

Selain freelance untuk mengisi beberapa acara, Mayang dan sanggarnya sering mengikuti perlombaan tingkat kabupaten bahkan tingkat Provinsi. Beberapa kali even itu, sanggarnya meraih juara satu.

Selain kesibukan itu, dara cantik yang beralamat di Desa Gunung Liwat Kabupaten Ogan Komerinng Ulu (OKU) tercatat l satu mahasiswi di Universitas Muhammadiyah Tangerang. Alumni SMA Negeri 6 OKU tahun 2018 ini mengambil jurusan PGSD (Pendidikan Guru Sekolah Dasar).

“Alasan saya mengambil PGSD, dari dulu memang senang dengan anak kecil. Jadi guru SD otomatis akan bertemu dengan anak-anak. Di PGSD juga ada materi mendidik anak yang baik , walaupun nggak jadi guru setidaknya kita dapat informasi. Gini lho.. cara didik anak yang benar,” tandasnya.

Ketika diberi tantangan jadi guru honor itu gaji tak seberapa, Mayang dengan santai saja menjawab. Soal nggak dipersoalkan, karena jadi guru dan mengajar menjadi ibadah baginya.

“Memang sih saat ambil PGSD sempat mendapat cibiran, namun tak sedikitpun menyurutkan semangat untuk jadi tenaga pendidik meski cuma honorer,” katanya.

Menurut Mayang, profesi sebagai guru sangatlah mulia karena berkat guru seseorang bisa berhasil. Tanpa kehadiran guru, generasi yang diharapkan bangsa tidak bisa berbuat apa-apa. (iki)

Komentar