Cerita Pegawai SPBU Terobsesi Jadi Tentara

Berita, Feature80 Dilihat

BANYAK anak-anak yang memiliki cita-cita yang bagus serta didukung dengan kesiapan dirinya untuk menggapai impian itu. Dan sebaliknya, cita-cita yang dibiarkan sia-sia akan menimbulkan kekecewaan saja. Bagi pemuda yang yang satu ini, Angga Saputra, ia mengaku menyesali karena terlena dan asyik jalan-jalan sehingga cita-cita jadi tentara terhenti di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).

Pemuda asal Desa Kelumpang Kabupaten OKU (Ogan Komering Ulu) ini sejak kecil terobsesi ingin jadi prajurit TNI. Ketertarikan terhadap sosok tentara, ia sangat bangga dengan tugas yang diemban seorang prajurit yang mengabdi kepada bangsa dan negara. Apalagi sosok prajurit sangat disegani dan berwibawa.

Namun bagi Angga, sapaan akrab pemuda kelahiran Kelumpang 2 Juni 2000 ini tetap bersyukur menjadi pegawai Pertamina di salah satu SPBU di Kabupaten OKU. Anak bungsu dari empat bersaudara ini merupakan alumni dari SMK Negeri 3 OKU.

“Setelah tamat SMK, aku sih asyik main. Sibuk jalan-jalan, jadi saat ada penerimaan tentata aku tidak ikut. Setelah aku sadar, ternyata umur sudah kelewat. Akhirnya, ada lowongan di Pertamina coba-coba diterima. Alhamdulillah, aku nyaman bekerja dan bisa bantu kedua orangtua,” ungkap Angga.

Bagi Angga, sebelum dirinya resmi menggunakan seragam berwarna merah khas Pertamina, ia harus melewati serangkaian pelatihan terlebih dahulu.

“Sebelum terjun ke SPBU, aku ‘disekolahkan’ untuk mengoperasikan mesin dan melayani konsumen,” katanya.

Pelajaran yang Angga terima selama mengikuti pelatihan, semaksimal mungkin selalu ia terapkan ketika sedang bertugas melayani konsumen. Contoh kecilnya adalah dengan memberi senyum kepada setiap konsumen yang datang. Menurutnya hal kecil semacam itu mampu membuat seorang konsumen merasa lebih dihargai.

Dengan perjalanan itu, Angga berpesan sesulitnya rintangan yang harus kita hadapi, beratnya beban yang harus kita pikul, lingkungan yang kurang mendukung membuat kita ingin menyerah. Tapi ingat, ketika kita terus bertahan dan berjuang, kita pasti akan sampai ke “tempat indah” itu. Tetap berjalan, tetap berjuang hingga kita berhasil sampai di tempat yang menjadi tujuan.

“Jangan terlalu menyesali apa yang terjadi di masa lalu. Semua sudah terjadi, tidak ada yang bisa diubah. Terima. Jadikan itu sebagai pelajaran untuk masa kini dan masa depan yang lebih baik,” tutupnya.(iki)

Komentar